terbit.id, Sukabumi – Ribuan santri dari berbagai pondok pesantren di Kabupaten Sukabumi memadati GOR Korpri Cisaat, Kecamatan Cisaat, Rabu (22/10/2025). Mereka hadir dalam upacara Peringatan Hari Santri Nasional (HSN) tingkat Kabupaten Sukabumi 2025 yang mengusung tema “Mengawal Indonesia Merdeka, Menuju Peradaban Dunia.”
Upacara berlangsung khidmat dan penuh semangat. Bupati Sukabumi, H. Asep Japar, bertindak sebagai inspektur upacara, didampingi Dandim 0622 Kabupaten Sukabumi, Wakil Bupati Andreas S. H., Ketua DPRD Kabupaten Sukabumi Budi Azhar Mutawali, dan Ketua MUI Kabupaten Sukabumi. Dalam kesempatan tersebut, Bupati bersama jajaran Forkopimda juga menyerahkan santunan secara simbolis kepada perwakilan santri dari 47 kecamatan di Kabupaten Sukabumi.
Dalam amanatnya, Bupati Asep Japar membacakan sambutan Menteri Agama Republik Indonesia yang menegaskan bahwa Hari Santri merupakan bentuk penghormatan atas peran besar ulama dan santri dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia.
“Penetapan tanggal 22 Oktober sebagai Hari Santri merujuk pada peristiwa bersejarah Resolusi Jihad yang dicetuskan oleh Hadratussyaikh KH. Hasyim Asy’ari tahun 1945. Dari sanalah semangat membela tanah air tumbuh dan terus diwariskan hingga hari ini,” ujar Asep Japar.
Bupati Asep menambahkan, semangat jihad para santri kini tidak lagi diartikan sebagai perlawanan fisik, tetapi dimaknai sebagai perjuangan untuk menegakkan keadilan, kemanusiaan, dan kesejahteraan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
“Musuh negara saat ini bukan lagi penjajah bersenjata, melainkan kemiskinan, pengangguran, ketimpangan, dan keterbelakangan. Karena itu, santri harus menjadi pelopor perubahan yang membawa kemajuan bagi bangsa,” tuturnya.
Menurutnya, tema Hari Santri Nasional tahun 2025 sejalan dengan visi Presiden Prabowo Subianto untuk membawa Indonesia menjadi negara yang maju, mandiri, dan disegani di dunia.
Bupati Asep juga menyoroti pentingnya perhatian pemerintah terhadap kondisi sarana dan prasarana pesantren. Ia menyinggung tragedi ambruknya mushola di Pondok Pesantren Al Khioziny, Sidoarjo, Jawa Timur, yang menelan korban jiwa sebanyak 67 santri, sebagai pelajaran penting bagi semua pihak.
“Peristiwa itu menjadi momentum bagi kita semua untuk berbenah dan memastikan lingkungan pesantren aman serta layak bagi para santri yang menimba ilmu,” ucapnya.
Bupati Sukabumi menutup sambutannya dengan menyerukan agar santri terus menjaga semangat keagamaan, nasionalisme, dan kebangsaan.
“Santri adalah garda terdepan penjaga moral bangsa. Dengan ilmu, iman, dan semangat kebangsaan, insya Allah santri akan mengawal Indonesia menuju peradaban dunia,” pungkasnya. (R.Cking).