Bupati Sukabumi Akan Tindak Tegas Penambang Liar, Diduga Jadi Penyebab Banjir dan Longsor di Cisolok

Redaksi
Selasa, 28 Oktober 2025 | 16:52 WIB Last Updated 2025-10-28T09:53:36Z
terbit.id, Sukabumi – Pasca bencana banjir bandang dan longsor yang melanda Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi, pada Senin (27/10/2025), Pemerintah Kabupaten Sukabumi mulai melakukan langkah cepat untuk menanggulangi dampak bencana sekaligus menelusuri penyebab utamanya. Salah satu faktor yang diduga kuat menjadi pemicu banjir tersebut adalah aktivitas penambangan liar di wilayah hulu sungai.

Bupati Sukabumi, Asep Japar, menegaskan pihaknya akan menindak tegas para penambang ilegal yang beroperasi tanpa izin dan tanpa memperhatikan dampak lingkungan.

“Iya, itu salah satunya akibat dari banyak adanya penambang liar. Kami akan tegas, kita akan cabut izinnya dan kita akan tindak,” ujar Asep Japar usai meninjau lokasi bencana, Selasa (28/10/2025).

Ia menambahkan, Pemkab Sukabumi bersama kepolisian akan menertibkan aktivitas tambang yang tidak memiliki izin serta menyalahi aturan lingkungan.

“Pemda Kabupaten Sukabumi, insyaallah bersama dengan Pak Kapolres, akan menindak penambang-penambang yang tidak jelas dan tidak punya izin. Harus kita tindak tegas,” tegasnya.

Asep menjelaskan, saat ini pemerintah fokus pada tahap tanggap darurat selama lima hari ke depan. Prioritas utama adalah evakuasi warga, pembukaan dapur umum, serta perbaikan fasilitas publik yang rusak akibat terjangan banjir bandang.

“Sekarang kita lakukan assessment dulu. Banyak rumah, gedung SD, dan kantor desa yang rusak. Untuk sementara kantor desa dan sekolah kita geserkan dulu, proses belajar bisa dilakukan secara online agar tidak terhambat,” ungkapnya.

Bupati juga mengingatkan masyarakat agar lebih waspada terhadap potensi bencana serupa di masa mendatang.

“Kami akan menghimbau supaya masyarakat, ketika nanti terjadi seperti sekarang, siap-siap mencari daerah dataran tinggi,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala Desa Cikahuripan, Heri Suryana yang akrab disapa Jaro Midun, mengatakan pelayanan publik di desanya sempat terganggu akibat kantor desa terendam banjir. Namun berkas-berkas penting masih aman karena tersimpan secara digital.

“Berkas di desa hilang yang fisik, tapi di online aman. Alhamdulillah pelayanan masih bisa berjalan karena masih ada laptop yang dibawa staf,” jelasnya.

Ia menyebutkan, saat ini sekitar 500 kepala keluarga (KK) di wilayahnya terdampak banjir, namun data kerusakan rumah masih dalam proses pendataan karena sebagian aparat desa juga menjadi korban banjir.

“Kalau jumlah rumah yang rusak belum terdata, karena RT dan RW juga kebanjiran. Tapi yang terendam ada sekitar 500 KK,” ujarnya.

Salah satu warga terdampak di Kampung Tugu Desa Cikahuripan, Ujang Sutiana (56), mengaku rumahnya rusak berat dan seluruh harta benda tak terselamatkan.

“Rumah rusak, ancur, pakaian gak ada abis. Beruntung gak ada korban jiwa. Kemarin cuma bisa nyelamatin diri. Rumah saya jebol,” tutur Ujang.

Selain kehilangan rumah, Ujang juga menuturkan sebagian besar hewan ternaknya hanyut terbawa arus.

“Iya, hewan ternak sendiri. Yang ketemu baru empat ekor ayam, padahal ada sekitar 30 ekor,” katanya sedih.(Cking). 

Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Bupati Sukabumi Akan Tindak Tegas Penambang Liar, Diduga Jadi Penyebab Banjir dan Longsor di Cisolok

Trending Now

Iklan