Acara yang diikuti oleh lebih dari 150 peserta dari berbagai kalangan, mulai dari pemerintah, pelaku bisnis, hingga pelajar, ini bertujuan untuk menyelaraskan upaya nasional dalam mengatasi polusi plastik sesuai arahan global dari United Nations Environment Programme (UNEP).
Meskipun semangat untuk mengatasi masalah sampah tinggi, Menteri Lingkungan Hidup/Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup, Hanif Faisol Nurofiq, mengungkapkan keprihatinannya. Menurut data resmi, cakupan pengelolaan sampah di Indonesia baru sekitar 30%, namun verifikasi di lapangan menunjukkan realisasinya bahkan lebih rendah, hanya mencapai 9-10%.
"Mari kita duduk bersama dan menjadikan pengelolaan sampah sebagai tanggung jawab kita semua, bukan hanya pemerintah daerah," tegas Hanif pada Selasa (01/05/2025)
SCG Wujudkan Komitmen dengan Teknologi Canggih
Menjawab tantangan tersebut, SCG melalui PT Semen Jawa dan PT Tambang Semen Sukabumi menunjukkan komitmen nyata. Presiden Direktur, Peramas Wajananawat, menjelaskan bagaimana SCG memanfaatkan sampah plastik sebagai bahan bakar alternatif.
"Kami telah menjalin kemitraan dengan Pemerintah Daerah Sukabumi untuk membangun Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) di TPA Cimenteng," ungkap Peramas.
SCG juga telah mengadopsi teknologi canggih bernama Alternative Fuel/Alternative Raw Material (AF/AR). Teknologi ini memungkinkan SCG mengubah limbah industri menjadi bahan bakar dan bahan baku alternatif untuk produksi semen.
"Teknologi ini tidak hanya mengurangi ketergantungan kita pada energi fosil, tetapi juga membantu melestarikan sumber daya alam," jelasnya.
Selain itu, SCG tengah merancang sistem Refuse-Derived Fuel (RDF), sebuah solusi inovatif untuk mengatasi kapasitas TPA yang sudah kelebihan muatan dan mengurangi emisi karbon. Fasilitas RDF ini direncanakan akan dibangun di TPA Cikundul, bekerjasama dengan Pemerintah Kota Sukabumi.
Edukasi dan Kolaborasi Jadi Kunci
Tidak hanya berfokus pada teknologi, SCG juga aktif membangun kesadaran lingkungan melalui program SCG Mentari yang dimulai sejak 2023. Program ini mencakup edukasi lingkungan, pengelolaan sampah berbasis komunitas, hingga rehabilitasi lingkungan.
"Kami berharap tumpukan sampah di TPA dapat bersih dan terkelola dengan baik dengan adanya fasilitas pengolahan sampah ini," tambah Tenaga Ahli Menteri Bidang Komunikasi dan Media, Hariyanto, memberikan optimisme terhadap kolaborasi ini.
Dengan inovasi teknologi dan program edukasi yang terintegrasi, SCG dan KLH menunjukkan bahwa pengelolaan sampah plastik bukan lagi sekadar wacana, melainkan aksi nyata yang dapat mengubah limbah menjadi sumber daya bernilai.(FKR)