BEM Faperta UMMI Gelar Jaga Sagara, Ratusan Mangrove dan Ketapang Hijaukan Pesisir Sukabumi

Redaksi
Sabtu, 05 Juli 2025 | 15:34 WIB Last Updated 2025-07-05T08:34:54Z
TERBIT.ID, Sukabumi – Semangat pelestarian lingkungan berkobar di Pantai Cikadal, Desa Mandrajaya, Kecamatan Ciemas, Kabupaten Sukabumi. Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Sukabumi (BEM Faperta UMMI) sukses besar menggelar program konservasi bertajuk Jaga Sagara. 

Dalam dua hari penuh, 28-29 Juni 2025, bertepatan dengan Hari Mangrove Sedunia, ratusan bibit mangrove dan ketapang ditanam, menjadi harapan baru bagi ekosistem pesisir. Sebanyak 380 bibit mangrove dan 100 bibit pohon ketapang berhasil ditanam, ditambah dengan pemasangan 100 patok pagar hidup untuk melindungi kawasan pesisir Pantai Cikadal. 

Jaga Sagara sendiri bukan sekadar agenda menanam pohon, melainkan program komprehensif yang juga melibatkan diskusi mendalam bersama Dinas Lingkungan Hidup (DLH), para akademisi, serta edukasi pentingnya menjaga lingkungan pesisir kepada masyarakat lokal.

Kegiatan ini merupakan inisiatif dari BEM Faperta UMMI Kabinet Minapadi ini adalah kali kedua Jaga Sagara diselenggarakan

Ketua Pelaksana Jaga Sagara BEM Faperta UMMI, M. Hariri Hariansyah menuturkan, pemilihan Pantai Cikadal sebagai lokasi bukan tanpa alasan. Kawasan pesisir ini dinilai strategis untuk program konservasi mangrove dan rehabilitasi ekosistem pesisir. 

Perlu diketahui, mangrove memegang peran vital sebagai benteng alami pantai, penyangga ekosistem laut, dan penyerap karbon yang sangat efektif.

"Melalui kegiatan ini, kami berupaya menghadirkan semangat Green Movement dalam bentuk aksi nyata. Kolaborasi dan kepedulian bersama menjadi kekuatan besar dalam menjaga alam. Kegiatan ini bukan sekadar agenda tahunan, tapi langkah kecil yang membawa harapan besar bagi lingkungan," ungkap Hariri, Sabtu (05/07/2025).

Senada dengan Hariri, Gilang Ramadhan, Gubernur BEM Faperta UMMI menegaskan, tujuan utama kegiatan ini adalah membangun ketahanan pesisir dari ancaman abrasi dan perubahan iklim, sekaligus menumbuhkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga lingkungan sebagai investasi masa depan. 

Program ini dilaksanakan melalui pendekatan kolaboratif, melibatkan berbagai pihak, dengan metode penanaman langsung, pemasangan patok pagar hidup, diskusi dengan para ahli, dan edukasi interaktif.

"Jaga Sagara bukan hanya sekadar menanam pohon, tetapi bagaimana kita merawat lingkungan secara menyeluruh. Gerakan hijau tumbuh dari hati, dan menjaga lingkungan adalah investasi untuk masa depan anak cucu kita. Komitmen terhadap lingkungan harus terus dijaga dimanapun kita berada," ungkap Gilang.


Dukungan Penuh Kampus untuk Kegiatan Berdampak

Kegiatan positif Jaga Sagara mendapatkan dukungan penuh dari pimpinan universitas. Dr. Andri Moewashi IH, Wakil Rektor III bidang Kemahasiswaan, Alumni, dan Kerjasama UMMI menyampaikan apresiasinya.

"Pada prinsipnya, kami di kampus sangat mendukung kegiatan-kegiatan yang sifatnya mengedukasi masyarakat dan memberikan kontribusi nyata bagi lingkungan. Terlebih saat ini, Diktisaintek memiliki tagline Diktisaintek Berdampak, dan kampus kami pun mengusung tagline Kampus Berdampak," ujarnya.

Ia melanjutkan, kampus berdampak ini betul-betul memberikan dampak, baik secara langsung maupun tidak langsung, jangka pendek ataupun jangka panjang. Terkait Jaga Sagara ini, program konservasi lingkungan yang fokus pada penanaman mangrove dan pohon ketapang ini sudah dikoordinasikan dengan seluruh unsur di fakultas dan pimpinan universitas, sehingga pelaksanaannya mendapatkan support penuh dari kampus.

Andri juga menegaskan bahwa tanggung jawab perguruan tinggi tidak hanya terbatas pada tiga dharma utama (pendidikan, penelitian, pengabdian kepada masyarakat), tetapi juga mencakup aspek Hablum minal alam.

"Ini juga sebagai bentuk bagaimana Hablum minal alam menjadi salah satu faktor yang tidak bisa dipisahkan. Jadi anggap saja Habluminannas kita sudah terjaga dengan baik, dan Hablum minal alam ini menjadi tanggung jawab kampus yang berlandaskan nilai-nilai Islam," jelasnya.

"Prinsipnya, jika memang kegiatan-kegiatan positif yang dilaksanakan oleh teman-teman mahasiswa, selama itu memiliki nilai positif, berkontribusi, dan memiliki dampak yang bisa dirasakan langsung atau tidak langsung oleh masyarakat, insyaallah kampus akan memberikan support secara penuh," tutupnya.

Program Jaga Sagara diharapkan tidak hanya berhenti di Pantai Cikadal, namun dapat menginspirasi lebih banyak pihak untuk ikut serta dalam aksi nyata pelestarian lingkungan dan menjadi gerakan berkelanjutan di berbagai lokasi di Indonesia.(FKR)


Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • BEM Faperta UMMI Gelar Jaga Sagara, Ratusan Mangrove dan Ketapang Hijaukan Pesisir Sukabumi

Trending Now

Iklan