terbit.id, Sukabumi – Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Sukabumi bergerak cepat menindaklanjuti laporan kerusakan atap ruang kelas di SDN Pakuhaji, Gedung 2, Kecamatan Parungkuda, yang nyaris roboh akibat hujan deras disertai angin kencang pada Sabtu (1/11/2025) malam.
Kepala SDN Pakuhaji, Anceu Sukmawati, mengatakan peristiwa itu terjadi sekitar pukul 20.00 WIB saat wilayah tersebut diguyur hujan deras. Menurutnya, bangunan yang terdampak merupakan ruang kelas lama yang kondisinya sudah mulai rapuh.
“Bangunannya memang sudah tua. Dua lokal yang baru dibangun masih aman, tapi yang empat lainnya sudah tidak bisa digunakan. Kami langsung melapor ke desa, forkopimcam, Polsek, dan juga ke Dinas Pendidikan,” ungkap Anceu kepada terbit.id, Senin (3/11/2025).
Selain merusak atap ruang kelas, hujan deras juga menyebabkan longsor di dua titik di area belakang sekolah, tak jauh dari kamar mandi. Material tanah bahkan sempat masuk ke halaman dan lantai ruang kelas baru.
“Yang paling parah itu tiang listrik hampir tergeser karena tanahnya longsor. Untungnya tidak ada bangunan utama yang rusak berat,” jelasnya.
Sebagai langkah antisipasi, pihak sekolah memindahkan kegiatan belajar mengajar ke dua ruang kelas yang dinilai masih aman. Proses belajar sementara dibagi menjadi dua sesi agar seluruh siswa tetap bisa mengikuti pelajaran tanpa terganggu.
“Empat lokal untuk sementara tidak digunakan, termasuk ruang guru. Sudah kami pasangi garis pembatas pengaman agar anak-anak tidak mendekat,” tutur Anceu.
Ia berharap perbaikan segera dilakukan agar kegiatan belajar mengajar dapat kembali berjalan nyaman dan aman.
“Kami berharap Dinas Pendidikan bisa segera merealisasikan perbaikan. Kami butuh ruang kelas yang aman untuk kegiatan belajar mengajar,” ujarnya menambahkan.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Sukabumi, Deden Sumpena, memastikan pihaknya telah menurunkan tim ke lokasi untuk meninjau kondisi bangunan dan menentukan langkah cepat penanganan.
“Iya, rencananya kami akan meninjau langsung ke lokasi. Kami segera mengirimkan staf untuk melihat situasi dan kondisi terkini. Setelah itu baru akan diputuskan alternatif kebijakan yang tepat,” ujar Deden.
Deden menjelaskan, pihaknya juga tengah berkoordinasi dengan berbagai pihak untuk memastikan penanganan berjalan cepat dan tepat.
“Kalau ada hal yang harus segera ditanggulangi, tentu akan segera ditindaklanjuti,” tegasnya.
Lebih lanjut, Deden mengingatkan seluruh kepala sekolah di Kabupaten Sukabumi agar meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi cuaca ekstrem tiga bulan ke depan, sebagaimana peringatan dari BMKG dan Pemerintah Provinsi Jawa Barat.
“Yang utama, kepala sekolah harus lebih waspada. Kalau ada ruangan yang menurut pengamatan berpotensi membahayakan, segera diantisipasi. Utamakan keselamatan siswa dalam proses belajar mengajar,” pesannya.
Sebagai langkah antisipatif tambahan, Deden juga menyarankan agar proses belajar daring bisa menjadi alternatif sementara jika kondisi cuaca atau bangunan dinilai tidak aman.
“Kalau dimungkinkan, ketika cuaca sangat buruk, proses belajar bisa dilakukan daring sementara. Kepala sekolah perlu memetakan situasi agar tidak ada risiko bagi siswa,” tuturnya. (R.Cking).

