TERBIT.ID, Sukabumi – Musim kemarau ekstrem kembali memicu krisis air bersih di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Warga Kampung Haji, Desa Kertaangsana, Kecamatan Nyalindung, kini harus berjuang keras mendapatkan air setelah sumur bor yang menjadi sumber utama kehidupan mereka mengering total.
Sebuah video yang beredar luas menunjukkan pemandangan memilukan di mana puluhan warga, termasuk lansia, terlihat menenteng ember dan jeriken kosong berjalan kaki jauh untuk mencari sumber air. Krisis ini dilaporkan sudah berlangsung lebih dari sepekan dan berdampak pada 129 Kepala Keluarga (KK).
"Kami warga Desa Kertaangsana, Kecamatan Nyalindung, Kabupaten Sukabumi yang terdiri dari 129 KK biasa menggunakan air sumur bor, namun saat ini kekurangan air karena sumur bor tidak bisa difungsikan. Oleh sebab itu kami sangat mengharapkan bantuan air bersih,” ujar Efendi, salah seorang warga, dalam rekaman video tersebut.
Laporan Awal dari Tokoh Agama
Menanggapi situasi darurat ini, Sekretaris Desa Kertaangsana, Dindin, membenarkan adanya krisis air tersebut. Ia menjelaskan bahwa informasi mengenai debit air yang menurun drastis telah diterima pihak desa sejak sekitar sepuluh hari lalu.
"Informasi tersebut sudah kami dapat sekitar 10 hari lalu dari acara minggonan para asatid Desa Kertaangsana, salah satunya dari tokoh agama kami, Pak Ustad Ab Ependi. Beliau menyampaikan bahwa di Kampung Haji debit air saat ini menurun dan perlu fasilitasi,” kata Dindin pada Rabu (8/10/2025).
Setelah menerima laporan, pemerintah desa segera mengambil tindakan. Pihak desa langsung berkoordinasi dengan instansi terkait, termasuk Kecamatan Nyalindung, Palang Merah Indonesia (PMI), dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi.
Bantuan Truk Tangki Dijanjikan Tiba
Dindin menjelaskan bahwa koordinasi cepat ini bertujuan untuk mempercepat penanganan dan pengiriman bantuan. Pihak desa telah menyampaikan rincian penyebab berkurangnya debit air kepada kecamatan berdasarkan keterangan kepala dusun setempat.
“Dari dasar hal tersebut, desa sudah berikhtiar ke para pihak terkait. Salah satunya berkoordinasi dengan pihak kecamatan, PMI, dan BPBD. Pihak kecamatan pun sudah meminta detail penyebab berkurangnya debit air dan informasi itu sudah kami sampaikan berdasarkan keterangan kepala dusun,” jelasnya.
Menurut Dindin, pihak kecamatan telah berjanji untuk menindaklanjuti laporan ke BPBD agar dilakukan pengecekan lapangan. Pemerintah desa berharap bantuan segera terealisasi.
“Dari PMI dan BPBD insyaallah besok, bila tidak ada kendala, akan ada pengiriman bantuan air melalui truk tangki. Untuk sementara, itu langkah yang sedang kami upayakan,” pungkasnya.(FKR)