TERBIT.ID, Sukabumi – Pemerintah Kabupaten Sukabumi melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) menggencarkan pelatihan keamanan pangan untuk ratusan penjamah makanan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di wilayahnya. Langkah ini diambil sebagai upaya pencegahan dini untuk meminimalisir risiko terjadinya kasus keracunan massal yang melibatkan penerima manfaat program.
Pelatihan yang berfokus pada standar higienitas dan sanitasi ini dilaksanakan pada Jumat (03/10/2025) di Dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Rengganis Kadudampit, yang berada di bawah Yayasan Inti Mandiri Nusantara.
Kegiatan tersebut diikuti oleh sekitar 144 penjamah makanan dari enam dapur MBG yang melayani kurang lebih 22.000 penerima manfaat setiap harinya. Enam dapur tersebut meliputi SPPG Rengganis Kadudampit, SPPG Yasti, SPPG Cibatu Cibolang Kidul, SPPG Cikujang Gunungguruh, SPPG Cimahi Cicantayan, dan SPPG Sukasari Cisaat.
Jamin Keamanan Pangan Kelompok Rentan
Kepala Bidang Pengawasan Perbekalan Kesehatan dan Makanan Minuman (PPMM) Dinkes Kabupaten Sukabumi, dr. Hj. Solitaire Ram Mozes, menjelaskan bahwa pelatihan ini merupakan bagian krusial dari upaya pemenuhan Surat Laik Hygiene Sanitasi (SLHS) bagi dapur-dapur MBG.
“Tujuannya jelas, untuk menjamin keamanan pangan, terutama makanan siap saji yang nantinya dikonsumsi oleh anak sekolah, ibu hamil, hingga ibu menyusui yang menjadi sasaran program MBG,” kata dr. Solitaire pada Jumat (03/10/2025).
Ia menegaskan, isu keamanan pangan bukan hanya soal mencegah keracunan, tetapi juga bagian dari peningkatan kualitas kesehatan masyarakat secara menyeluruh.
“Ini tidak hanya untuk dapur MBG saja. Semua tempat pengolahan makanan siap saji seharusnya menempuh SLHS. Dengan begitu, masyarakat sebagai konsumen bisa yakin bahwa makanan yang dikonsumsi aman, tidak mengandung bahan berbahaya, dan menyehatkan,” jelasnya.
Dengan skala penerima manfaat yang besar, yang rata-rata mencapai 3.500 hingga 3.900 orang per dapur, risiko kontaminasi pangan pun harus dikelola secara maksimal.
“Kalau dapurnya sehat, prosesnya higienis, dan tenaga penjamahnya terlatih, maka risiko keracunan bisa ditekan sekecil mungkin,” ujar dr. Solitaire, yang juga menekankan bahwa keamanan pangan adalah hak konsumen dan tanggung jawab bersama.
“Keamanan pangan adalah pondasi kesehatan masyarakat. Kita ingin pastikan program MBG bukan hanya sekadar memberi makan, tapi memberi makanan yang sehat, bergizi, dan aman,” tegasnya.
Pastikan Dapur Layak dan Higienis
Di lokasi yang sama, Pendiri Yayasan Inti Mandiri Nusantara, Eko Yudha R, menambahkan bahwa pelatihan ini merupakan upaya untuk melengkapi kelayakan dapur MBG agar memenuhi standar higienitas tertinggi.
"Kegiatan ini penting untuk melengkapi kelayakan dapur SPPG, termasuk instalasi pengolahan air limbah (IPAL) serta pemenuhan sertifikasi halal,” kata Eko.
Yayasan bertekad memastikan seluruh dapur yang dikelolanya layak digunakan dan tidak menimbulkan Kejadian Luar Biasa (KLB) seperti keracunan massal yang dapat merugikan penerima manfaat, terutama anak-anak dan ibu rentan.
Pelatihan ini mencakup materi teori dan praktik langsung mengenai tata cara menjaga kebersihan makanan, penggunaan bahan pangan yang aman, dan penanganan peralatan dapur untuk menghindari kontaminasi.
“Intinya, kita ingin program MBG ini tidak hanya sekadar memberi makan, tetapi memberi makanan yang benar-benar sehat dan aman dikonsumsi. Harapannya, tidak ada kejadian yang tidak diinginkan, dan masyarakat bisa merasakan manfaat penuh dari program ini,” pungkas Eko.(FKR)