Di balik genangan air yang dingin dan gelap itu, ada kisah-kisah kecil yang menyentuh. Kepala Pelaksana BPBD Kota Sukabumi, Novian Rahmat, menceritakan momen yang tak terlupakan. Saat timnya tiba di lokasi, mereka mendengar kabar yang membuat jantung berdebar kencang: tiga anak terjebak di tengah air.
"Ada tiga anak yang terjebak dan kami bantu evakuasi," terang Novian.
Dengan sigap, tim BPBD merespons. Mereka menerobos genangan air yang gelap dan berhasil membawa ketiga anak itu ke tempat yang aman. Suara tangisan dan ketakutan anak-anak itu berubah menjadi napas lega saat mereka akhirnya berada dalam pelukan orang tua.
Banjir ini diduga kuat terjadi akibat saluran air yang tersumbat, membuat air hujan yang deras tidak bisa mengalir dan meluap ke pemukiman. Namun, di tengah musibah, ada potret indah tentang kebersamaan. Malam itu, tim gabungan BPBD tidak sendirian. Mereka bergotong royong bersama warga untuk menyedot air yang merendam rumah.
"Alhamdulillah air sudah berkurang sedikit. Sampah yang membuat mampet saluran air dikarenakan oknum masyarakat yg tidak bertanggung jawab buang batang pohon dan sampah lainnya ke sungai ciseureuh ," kata Novian.
Hingga saat ini, data sementara menunjukkan bahwa 18 rumah terendam dengan 21 Kepala Keluarga (KK) terdampak. Di antara mereka, ada 8 balita dan 4 lansia yang menjadi prioritas utama untuk mendapatkan bantuan.
Meski demikian, mereka semua memilih untuk tetap bertahan di rumah, membersihkan sisa-sisa lumpur yang dibawa oleh air. Dengan tangan-tangan yang cekatan, mereka membersihkan rumah, dibantu oleh petugas dan tetangga.(FKR)