TERBIT.ID, Sukabumi - Stunting masih menjadi permasalahan serius di Kabupaten Sukabumi, terutama di Kecamatan Cicurug dan Cidahu. Tingginya angka stunting di dua wilayah ini mendapat perhatian khusus dari BKKBN Jawa Barat yang mengadakan kegiatan Promosi Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) untuk percepatan penurunan stunting di Wilayah Khusus. Kegiatan yang diselenggarakan di aula Desa Babakanpari, Kecamatan Cidahu, Kabupaten Sukabumi, pada Sabtu (26/10/2024).
Kepala Perwakilan BKKBN Jawa Barat, Fajar Supriadi Sentosa, menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari program kolaborasi bersama Dewi Asmara, Anggota DPR RI Komisi IX. “Hari ini merupakan hari kedua dari tiga lokasi program percepatan penurunan stunting di Kabupaten Sukabumi. Kami fokus di daerah Cicurug dan Cidahu karena angka stunting di sini cukup tinggi,” ungkap Fajar.
Menurut data BKKBN, beberapa faktor mempengaruhi tingginya stunting di wilayah ini, antara lain kondisi sanitasi yang belum memadai, angka pernikahan dini yang tinggi, serta kurangnya asupan gizi terutama protein hewani pada anak-anak. “Di sini masih banyak warga yang belum memiliki jamban layak, dan pernikahan usia dini masih marak terjadi. Hal ini turut berkontribusi pada angka stunting,” jelasnya.
Fajar menekankan pentingnya perbaikan asupan gizi bagi anak-anak, khususnya protein hewani. “Stunting ini dapat dicegah dengan asupan makanan bergizi yang mengandung protein hewani. Kami berharap edukasi ini bisa disampaikan oleh para peserta yang hadir kepada keluarga dan masyarakat sekitarnya,” tambahnya.
Dalam kesempatan tersebut, Fajar juga menyoroti peran pemerintah daerah, desa, serta masyarakat dalam bersama-sama menurunkan angka stunting. “Kami optimis, melalui edukasi ini perilaku masyarakat akan berubah ke arah yang lebih baik. Kami juga ingin pemerintah daerah dan desa memahami langkah-langkah konkret dalam mencegah stunting baru dan menurunkan angka yang ada saat ini,” kata Fajar.
Tingkat stunting di Jawa Barat sendiri mengalami kenaikan, namun Fajar optimis bahwa dengan sinergi dari pemerintah mulai dari tingkat desa, kecamatan, hingga provinsi, target penurunan angka stunting dapat tercapai.
“Kami targetkan angka stunting turun menjadi 18% di Jawa Barat, sementara target nasional adalah 14%. Semoga dengan gencarnya upaya dari seluruh pihak, angka ini dapat tercapai,” ujarnya.
Lebih lanjut, Fajar memberikan himbauan kepada para ibu agar tidak menikahkan anaknya di usia dini. “Kami himbau kepada para ibu yang memiliki anak agar tidak menikahkan mereka terlalu muda. Biarkan mereka menempuh pendidikan atau bekerja dulu agar memiliki generasi yang sehat dan berkualitas. Selain itu, bagi ibu hamil diharapkan rajin memeriksakan kehamilan dan memberikan ASI eksklusif untuk balitanya,” tutur Fajar.
Editor : R.Cking.