terbit.id, Sukabumi - PT PLN Indonesia Power UBP Jawa Barat 2 Pelabuhan Ratu terus mendorong percepatan transisi energi bersih melalui program co-firing biomassa. Upaya ini kembali ditegaskan lewat kegiatan ceremonial penanaman tanaman sorgum yang digelar pada Selasa (25/11/2025) di kawasan PLTU Pelabuhan Ratu, Kabupaten Sukabumi. Acara yang dimulai pukul 09.00 WIB tersebut dikemas dengan rangkaian aktivitas budaya dan edukasi energi.
Kegiatan diawali dengan penampilan Tarian Kohkol Keprak, penayangan video pemanfaatan sorgum sebagai biomassa, serta pemaparan materi terkait potensi tanaman sorgum sebagai pengganti sebagian batubara dalam proses pembangkitan listrik. Hadir dalam kegiatan tersebut Direktur Utama PLN Indonesia Power, Bernadus Sudarmanta, Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Sukabumi dr. Gatot Sugiharto, Sp.B., MARS yang mewakili Bupati Sukabumi, serta Direktur Biomassa PLN Energi Primer Indonesia (EPI) Hokkop T. I. Situngkir.
Dorong Pemanfaatan Biomassa Lokal
Penanaman sorgum menjadi langkah strategis PLN Indonesia Power dalam memperkuat ketersediaan biomassa lokal untuk mendukung target co-firing secara berkelanjutan. Sorgum dipilih karena memiliki produktivitas tinggi, ramah lingkungan, serta mampu tumbuh di lahan marginal.
Puncak kegiatan ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman antara PT PLN Energi Primer Indonesia (EPI) dan PT Berkah Inti Daya (BID) mengenai penyediaan biomassa sorgum untuk pembangkit listrik. Momen tersebut disaksikan jajaran direksi dan perwakilan pemerintah daerah. Acara dilanjutkan dengan penyerahan alat tanam sorgum secara simbolis serta testimoni dari Kelompok Tani Sinta Mekar sebagai bentuk penguatan kolaborasi antara perusahaan, pemerintah, dan masyarakat dalam membangun ekosistem energi berbasis pertanian lokal.
Komitmen PLN Indonesia Power untuk Transisi Energi
Senior Manager PLN Indonesia Power UBP Pelabuhan Ratu, Bowo Pramono, menegaskan bahwa sorgum bukan hanya mendukung keandalan PLTU, namun juga membuka peluang peningkatan kesejahteraan masyarakat.
“Sorgum sangat berpotensi untuk keandalan PLTU dalam menuju net zero emission. Keunggulannya antara lain masa panen yang hanya 3–4 bulan, dapat tumbuh di lahan marginal, nilai kalor kompetitif mencapai 3.569 kCal/kg dengan kadar sulfur 0%, serta mampu memberikan dampak sosial-ekonomi nyata bagi masyarakat sekitar,” ujar Bowo Pramono.
Sementara itu, Direktur Utama PLN Indonesia Power Bernadus Sudarmanta menekankan bahwa PLTU Pelabuhan Ratu memiliki peluang besar menjadi role model pemanfaatan biomassa berbasis tanaman energi lokal.
“Berdasarkan kajian teknis, sorgum sangat relevan untuk strategi transisi energi PLN Indonesia Power. Program ini harus memberikan tiga manfaat sekaligus: penurunan emisi karbon, peningkatan kesejahteraan petani lokal, dan keberlanjutan energi untuk mendukung target bauran EBT nasional,” jelasnya.
Penutup: Kolaborasi Jangka Panjang Energi Bersih
Kegiatan ditutup dengan safari lapangan dan penanaman sorgum bersama seluruh peserta. Momentum ini sekaligus menandai dimulainya kolaborasi jangka panjang antara PLN Indonesia Power, petani, dan pemangku kepentingan daerah dalam pengembangan biomassa sorgum sebagai bahan bakar co-firing di PLTU Pelabuhan Ratu. (R.Cking).

