TERBIT.ID, Sukabumi – Kabar baik datang bagi masyarakat dan pelaku usaha kecil di Kabupaten Sukabumi. PT Parana Artha Buwana (Parabu) resmi meluncurkan Depo Pom Minyak Goreng Indonesia (Pomindo) cabang Sukabumi, yang berlokasi di Jalan Siliwangi, Kampung Ciutara, Desa Nyangkowek, Kecamatan Cicurug, pada Sabtu (5/10/2025).
Peluncuran depo ini ditandai dengan tawasulan dan doa bersama sebagai bentuk rasa syukur, potong tumpeng sekaligus pita oleh Camat Cicurug Judi Budiansjah, di saksikan oleh Kepala Desa Nyangkowek, kepala desa Pondokaso Landeuh, perwakilan dari desa Palasari serta puluhan warga sekitar.
Langkah Strategis Pomindo: Dekatkan Distribusi, Tekan Harga Pasar
Owner Pomindo, H. Yaya Sumantri, S.A.P., M.A.P., menjelaskan bahwa Pomindo merupakan salah satu jaringan distribusi minyak goreng terbesar di Indonesia, yang telah berdiri sejak tahun 2021 dan kini telah hadir di 174 kabupaten/kota.
“Depo Pak Darwin ini adalah depo ke-174, dan ke depan kami menargetkan satu dapil satu depo di Kabupaten Sukabumi — total ada enam depo nantinya,” ujar H. Yaya kepada terbit.id, Sabtu(5/10/2025).
Ia menegaskan, sistem distribusi Pomindo dibuat agar lebih efisien dan terkontrol. Setiap depo bertanggung jawab menyuplai outlet-outlet di setiap desa, dengan skema “1 desa 1 outlet”.
“Kami tidak bisa langsung kirim dari pabrik ke outlet, makanya harus ada deponya dulu. Tanpa depo, suplai bisa bermasalah,” tambahnya.
Menurutnya, minyak goreng Pomindo bersumber dari pabrikan besar seperti Apikal Marunda, Sinar Mas, dan Guilmar, sehingga kualitasnya lebih baik dibanding minyak pasaran.
“Harga beli di depo hari ini Rp15.500 per liter, jauh di bawah harga minyak subsidi pemerintah yang Rp17.400. Ini bentuk upaya kami memutus rantai pasok dan menghadirkan minyak berkualitas dengan harga terjangkau,” ungkapnya.
Setiap depo wajib melakukan pemesanan minimal 9 ton per pengiriman, sementara outlet menerima suplai antara 500 hingga 1.000 liter per pengiriman.
“Untuk Pak Darwin, pengiriman perdana 9 ton akan dilakukan hari Senin. Depo hanya berfungsi sebagai gudang suplai, tidak boleh menjual eceran setelah outlet berdiri,” jelas Yaya menegaskan skema bisnis yang teratur.
Rencana Pengembangan Nasional
Lebih lanjut, Yaya Sumantri menyampaikan bahwa Pomindo kini bekerja sama dengan BUMDes dan koperasi desa di berbagai daerah untuk memperluas jaringan distribusi.
“Kami sedang melakukan recovery besar-besaran dengan koperasi desa merah putih. Bahkan, Kabupaten Tojo Una-Una di Sulawesi Tengah sudah memesan 150 unit depo,” ungkapnya.
Pomindo juga telah terintegrasi dengan aplikasi Simkopdes, sistem pengadaan barang dan jasa milik Kementerian Koperasi dan UKM, yang memungkinkan pemesanan secara digital.
“Minyak Pomindo setara dengan merek besar seperti Filma, Rose Brand, Sania, dan Sofia, hanya saja kami hadir dengan harga yang lebih bersahabat,” tandas Yaya.
Dukungan Pemerintah Kecamatan: Dorong Desa Bentuk Outlet dan Koperasi
Camat Cicurug Judi Budiansjah menyambut baik hadirnya Depo Pomindo di wilayahnya. Menurutnya, kehadiran depo ini akan membantu pemerataan akses minyak goreng di masyarakat sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi lokal.
“Kami bersyukur depo pertama Pomindo di Sukabumi berdiri di Kecamatan Cicurug. Ini peluang besar bagi desa-desa untuk memanfaatkan BUMDes atau koperasi desa agar bisa menjadi outlet resmi,” kata Judi.
Ia juga menilai kualitas minyak goreng Pomindo sangat baik.
“Kita bisa lihat sendiri, minyaknya jernih dan tampak premium. Selain itu, harganya terjangkau, sehingga masyarakat kecil pun bisa membeli sesuai kemampuan, bahkan dalam jumlah kecil,” ucapnya.
Judi menambahkan, keberadaan depo dan outlet Pomindo juga dapat mendukung pelaku UMKM di wilayahnya. “Minyak goreng ini kebutuhan vital, apalagi di Cicurug yang jumlah penduduknya besar. Dengan harga miring dan kualitas bagus, pelaku UMKM bisa lebih bersaing,” ujarnya. (R.Cking).
