Sekretaris DPC GMNI Sukabumi Raya, Rifky Zulhadzillillah, mengungkapkan keprihatinannya. Menurutnya, perpecahan ini tidak hanya melemahkan struktur organisasi, tetapi juga mengancam ideologi Marhaenisme sebagai pemersatu seluruh kader GMNI di Indonesia.
"GMNI bukan ruang transaksi kekuasaan, melainkan ruang pengabdian dan pendidikan ideologis untuk membentuk kader bangsa yang berpihak kepada rakyat Marhaen," tegas Rifky.
Ia melanjutkan, GMNI sebagai organisasi kader dan perjuangan tidak boleh kehilangan arah karena pertarungan ego dan ambisi individu atau kelompok.
Rifky mengajak seluruh kader untuk kembali ke garis ideologis, menjunjung tinggi prinsip persatuan, dan menempatkan kepentingan rakyat Marhaen sebagai orientasi perjuangan utama. Ia juga percaya GMNI masih memiliki modal moral, intelektual, dan ideologis yang kuat untuk kembali bersatu dan menjadi pelopor perubahan sosial.
"Fragmentasi hanya akan membawa kita mundur dan mengkhianati amanat sejarah perjuangan kaum Marhaenis," tutupnya.(FKR)