TERBIT.ID, Sukabumi - Tanpa hingar-bingar acara perpisahan (samenan), ratusan siswa SD Negeri Pakuhaji di Kecamatan Parungkuda, Kabupaten Sukabumi tetap merayakan momen kelulusan mereka dengan khidmat dan penuh haru. Sebuah langkah baru yang menekankan esensi pendidikan di atas seremoni.
Untuk pertama kalinya dalam angkatan lulusan tahun ajaran 2024/2025, sebanyak 123 siswa SD Negeri Pakuhaji, Kecamatan Parungkuda, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, tidak menggelar acara perpisahan atau samenan. Meski demikian, prosesi kelulusan tetap berlangsung sederhana dan penuh makna di ruang kelas 6C, Senin (2/6/2025).
Pantauan terbit.id, kegiatan kelulusan dihadiri oleh pengawas sekolah, kepala sekolah, ketua komite, serta para orang tua siswa. Para murid mengenakan seragam rapi, duduk dengan tertib mendengarkan pesan-pesan terakhir dari guru wali kelas 6 Khoerussolihin sambil meneteskan air mata sebagai ras kesedihan berpisah dengan siswa-siswi kesayangannya sebelum mereka melangkah ke jenjang pendidikan selanjutnya.
Kepala SDN Pakuhaji, Anceu Sukmawati atau akrab disapa Bunda Anceu, menyampaikan rasa bangganya terhadap seluruh siswa yang dinyatakan lulus. Sebanyak 123 siswa lulus tahun ini, terdiri dari 67 laki-laki dan 56 perempuan. Nilai tertinggi diraih oleh Bayu Aidit Putra dari kelas 6A dengan skor 90,01.
"Perpisahan ini bukanlah akhir dari segalanya, melainkan awal dari perjalanan baru dalam menuntut ilmu dan meraih cita-cita," ujar Bunda Anceu kepada terbit.id Senin (2/6/2025).
Ia mengungkapkan, keputusan tidak menggelar perpisahan didasarkan pada prinsip efisiensi dan mengikuti anjuran pemerintah, termasuk himbauan dari Gubernur Jawa Barat yang melarang pungutan biaya perpisahan kepada orang tua siswa.
"Yang terpenting bagi sekolah adalah memberikan nilai terbaik, raport, dan ijazah. Jika pun ada acara hiburan, itu sepenuhnya menjadi inisiatif dan kesepakatan orang tua murid, bukan agenda dari sekolah," tambahnya.
Selain itu, pihak sekolah juga mendorong seluruh siswa untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang SMP. Ia berharap tidak ada satu pun anak yang berhenti sekolah setelah lulus dari SD.
Suasana haru semakin terasa ketika para orang tua siswa menyampaikan rasa terima kasih mereka. Tania (37), orang tua dari Anggraeni kelas 6A, mengaku bangga dan terharu atas pencapaian anak-anak.
"Selamat buat kalian semua. Ini adalah buah dari perjuangan. Teruslah semangat meraih cita-cita. Kami sebagai orang tua akan selalu mendukung dan mendoakan kalian," ujar Tania tulus.
Ia juga menyampaikan rasa terima kasih kepada para guru atas dedikasi dan pengabdian mereka. Ia berharap SDN Pakuhaji terus melahirkan generasi penerus bangsa yang tidak hanya unggul secara akademis, tetapi juga berakhlak mulia.
Senada dengan itu, Andi Ariswan, wali murid dari Mega Savira, mengapresiasi kebijakan sekolah yang mengikuti arahan Gubernur Jawa Barat untuk tidak melaksanakan perpisahan yang memberatkan orang tua murid.
“Alhamdulillah tidak ada acara samenan, itu sangat membantu orang tua, terutama yang ekonominya kurang mampu. Saya pribadi sangat setuju,” tuturnya.
Momen kelulusan tahun ini di SDN Pakuhaji menjadi bukti bahwa makna kelulusan tidak ditentukan oleh pesta dan panggung hiburan, melainkan dari rasa syukur dan harapan baru untuk masa depan anak-anak bangsa. (R.Cking).