Ucapan Kesakitan Pancasila

Ucapan Kesakitan Pancasila

Warga Bogor Menjerit, Pertalite Hilang di SPBU Ranca Bungur

Redaksi
Rabu, 01 Oktober 2025 | 11:14 WIB Last Updated 2025-10-01T04:15:56Z


TERBIT.ID, Bogor - Selama hampir sepekan terakhir, pasokan bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite di SPBU Jalan Atang Senjaya, Pasirgaok, Ranca Bungur, Kabupaten Bogor, mendadak hilang. Kekosongan ini membuat ratusan warga, terutama pengemudi ojek online dan pekerja harian, menjerit karena harus menempuh jarak yang jauh untuk mengisi bahan bakar.

SPBU Atang Senjaya merupakan titik pengisian utama bagi masyarakat Kecamatan Ranca Bungur. Tanpa Pertalite, opsi terdekat bagi pengendara adalah SPBU Pertamina 34-16304 di Parakan Jaya, Kemang, dengan jarak tempuh mencapai 7,8 km atau sekitar 20 menit berkendara.

Hilangnya Pertalite di SPBU sentral ini sangat dirasakan dampaknya. Heru (40), seorang pengemudi ojek online, mengaku sangat direpotkan.

"Biasanya ada, ini mendadak kosong beberapa hari ini. Kami ini ojol, Pak, tiap hari butuh Pertalite untuk operasional. Kalau di SPBU sentral sini tidak ada, terpaksa harus putar balik. Sangat mengganggu waktu dan mata pencaharian," keluhnya pada Rabu (1/10/2025).

Bukan hanya waktu, pekerja harian juga terbebani dengan membengkaknya biaya. Arman (33), karyawan gudang di Parung, merasa pengeluaran bensin jadi lebih boros.

"Kalau tiap hari harus muter ke Kemang, itu nambah ongkos. Gaji segitu-gitu aja, sementara bensin jadi lebih boros. Kami harap bisa cepat ada lagi Pertalite di sini," ungkapnya.

Di sisi lain, warga juga menuntut transparansi informasi dari pihak SPBU. Andre (55), seorang pengguna jalan, meminta agar pengumuman dibuat lebih jelas di depan.

"Kalau memang ada kendala distribusi atau stok habis, tolong pasang pengumuman yang jelas di depan. Jangan sampai warga datang jauh-jauh dan kecewa karena harus masuk dulu baru tahu. Kami hanya menuntut transparansi informasi dari pengelola SPBU," tegas Andre.


SPBU Kena Sanksi Berat Gegara "Kenakalan Operator"


Menanggapi keluhan warga, Pengawas SPBU Atang Sanjaya, Irpan, akhirnya angkat bicara. Irpan mengungkapkan bahwa kekosongan Pertalite sudah terjadi sejak 16 September 2025, dan pemicunya adalah sanksi dari Pertamina.

"SPBU kena sanksi penghentian pengiriman Pertalite selama 1 bulan. Terhitung tanggal 15 September sudah tidak ada kiriman Pertalite," kata Irpan.

Sanksi ini diberikan bukan karena kelalaian pemilik, melainkan karena dugaan 'kenakalan operator' saat melayani pembeli.

"Karena diduga kelalaian operator melayani pembeli motor yang bolak-balik isi ke SPBU," jelasnya.

Irpan menegaskan bahwa pihaknya telah mengambil tindakan tegas dengan memberhentikan operator-operator yang nakal tersebut. Ia juga menekankan bahwa pemilik SPBU selalu taat aturan.

"Selama ini pihak owner selalu mengikuti segala aturan SOP yang diberikan Pertamina dan ini murni hanya karena kesalahan dan kenakalan dari operatornya saja. Jadi pemilik dan masyarakat yang dirugikan dengan dihentikannya pasokan Pertalite ini," jelas Irpan.


Harapan Pasokan Segera Normal


Selama masa sanksi, SPBU hanya bisa menjual BBM alternatif seperti Pertamax dan Pertamax Turbo, yang harganya tentu lebih mahal bagi masyarakat. Irpan berharap masa sanksi ini tidak diperpanjang, mengingat kebutuhan harian masyarakat Ranca Bungur yang sangat tinggi, di mana SPBU ini biasanya mendapat jatah 16 kiloliter per hari dan 24 kiloliter saat akhir pekan.

Berdasarkan surat sanksi Pertamina, pasokan Pertalite baru akan kembali normal pada 15 Oktober 2025.

"Harapannya Pertalite segera diberikan kiriman kembali dari Pertamina," tutup Irpan.

Dengan adanya sanksi ini, warga terpaksa harus bersabar menanggung biaya tambahan atau mencari BBM eceran setidaknya sampai pertengahan bulan ini.(FKR)

Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Warga Bogor Menjerit, Pertalite Hilang di SPBU Ranca Bungur

Trending Now

Iklan