Kasus Balita Meninggal Akibat Cacingan, DP3A Sukabumi Dorong Penanganan Kolaboratif

Redaksi
Jumat, 22 Agustus 2025 | 11:25 WIB Last Updated 2025-08-22T04:26:52Z
TERBIT.ID, Sukabumi – Kasus meninggalnya Raya (3tahun) balita di Kampung Padangeunyang, Desa Cianaga, Kecamatan Kabandungan, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, akibat cacingan menyisakan duka sekaligus peringatan penting bagi masyarakat dan pemerintah. Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kabupaten Sukabumi, H. Eki Radiana Rizki, menegaskan perlunya penanganan kesehatan anak secara kolaboratif lintas sektor agar kejadian serupa tidak terulang.

Kepala DP3A Kabupaten Sukabumi, H. Eki Radiana Rizki, turut mendampingi Wakil Bupati Sukabumi, Andreas, saat menjenguk keluarga almarhum balita di Kampung Padangeunyang, Desa Cianaga, Kecamatan Kabandungan. Dalam kunjungan tersebut, pihaknya melakukan penjangkauan sekaligus memberikan konseling kepada kakak korban, Lisna, yang kini masih duduk di bangku sekolah dasar.

Eki menekankan bahwa penanganan masalah kesehatan anak tidak bisa dilakukan secara parsial. “Kasus ini menjadi pembelajaran bagi kita semua bahwa penanganan harus dilakukan secara kolaboratif, tidak hanya DP3A, tetapi seluruh dinas harus berjalan bersama,” ujarnya, Kamis (21/8/2025). 

Selain memberikan konseling, tim DP3A juga mengedukasi keluarga mengenai pola hidup bersih dan sehat, mulai dari pentingnya mencuci tangan, memotong kuku, hingga menjaga kebersihan lingkungan sekitar. “Itu hal sederhana tapi sangat penting untuk mencegah kasus serupa,” tambah Eki.

Lebih lanjut, pihak DP3A berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan melalui puskesmas, bidan desa, hingga posyandu. Menurut Eki, langkah ini dilakukan untuk memastikan hak-hak anak tetap terpenuhi, termasuk hak atas kesehatan dan pendidikan. “Alhamdulillah Lisna, kakak korban, sudah bisa sekolah dan tahun ini telah mengikuti pembelajaran,” ungkapnya.

Eki juga menjelaskan, DP3A akan memaksimalkan peran kader di tingkat desa, RT, RW, hingga kader PKK dan posyandu untuk melakukan pemantauan perkembangan anak-anak di lingkungan mereka. “Kami menyadari jarak dinas dengan lokasi cukup jauh, sehingga peran kader sangat penting untuk mendeteksi dini jika ada masalah kesehatan atau gangguan perkembangan anak,” katanya.

Ia menegaskan bahwa sosialisasi dan pembelajaran kepada masyarakat akan terus digencarkan. Hal ini bukan hanya menyasar keluarga korban, tetapi juga warga sekitar. “Terus terang, tidak hanya Pak Udin selaku orang tua yang perlu perhatian, tetapi juga lingkungannya. Kita harus sama-sama menjaga agar kejadian ini tidak terulang kembali,” tutur Eki. (R.Cking). 

Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Kasus Balita Meninggal Akibat Cacingan, DP3A Sukabumi Dorong Penanganan Kolaboratif

Trending Now

Iklan