TERBIT.ID, Sukabumi - Gadget sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari anak zaman sekarang, tak hanya untuk hiburan, tetapi juga untuk edukasi. Meski begitu, orang tua tetap perlu memerhatikan penggunaan barang tersebut pada Si Kecil untuk menghindari anak kecanduan gadget.
Kecanduan gadget sudah menjadi salah masalah yang sering dikeluhkan orang tua, terutama semenjak pandemi melanda. Akibatnya, anak lebih senang diam di rumah bermain dengan gadget mereka dibanding bermain di luar rumah.
Hal itu tentu saja bisa berdampak buruk bagi kesehatan dan tumbuh kembang anak, serta kemampuan sosialisasi mereka.
Tips Mengatasi Anak Kecanduan Gadget
Berikut adalah beberapa tips yang bisa anda coba untuk mengatasi anak kecanduan gadget:
1. Batasi waktu penggunaan
Untuk mengurangi ketergantungan anak pada gadget, ibu perlu membatasi durasi penggunaannya sesuai umur anak.
American Academy of Pediatrics (2013) dan Canadian Pediatric Society (2010) sudah memberikan pedoman waktu screen time sebagai berikut:
Anak di bawah usia 2 tahun: tidak boleh dibiarkan bermain gadget sendiri, termasuk TV, smartphone, dan tablet.
Anak-anak usia 2-4 tahun: kurang dari satu jam sehari.
Usia 5 tahun ke atas: sebaiknya tidak lebih dari dua jam sehari untuk penggunaan rekreasi (tidak termasuk kebutuhan belajar).
Nah, anda perlu menerapkan batasan durasi penggunaan gadget di atas pada anak dengan tegas, tidak peduli bagaimana anak menangis, memohon atau merayu.
Pastikan anda menjelaskan kepada mereka dengan baik mengapa anda menerapkan pembatasan ini.
2. Tentukan jadwal
Ibu juga bisa menentukan jadwal yang sesuai untuk anak bermain gadget, apapun gadgetnya. Beri anak pilihan untuk menonton TV, menggunakan laptop, dan lain-lain.
Biarkan anak memilih jam berapa ia ingin menggunakan barang elektronik tersebut. Dengan begitu, anda tidak hanya memberinya rasa kebebasan tapi juga melibatkan Si Kecil dalam pengambilan keputusan.
Namun, anda juga perlu menyiapkan kegiatan alternatif lain agar anak tidak bosan dan beralih ke gadget lagi.
3. Ajak anak melakukan aktivitas lain
Alih-alih bermain gadget, anda bisa mengajak anak bermain di luar rumah, seperti bermain di taman kompleks rumah, berlari, maupun berolahraga.
Tidak harus selalu keluar rumah, ada juga banyak aktivitas seru lainnya yang bisa dilakukan di rumah untuk menghibur anak. Misalnya, bermain board game, petak umpet, bernyanyi bersama, membaca buku, membantu ibu memasak dan lain-lain. Dengan begitu, anda bisa secara perlahan bisa mengatasi anak kecanduan gadget.
4. Habiskan waktu lebih banyak dengan anak
Hal ini mungkin terdengar terlalu sederhana, tapi penelitian sudah membuktikan bahwa anak-anak yang sering dibiarkan sendirian lebih cenderung kecanduan gadget. Jadi, berinisiatif lah untuk menghabiskan lebih banyak waktu dengan anak dan menemani mereka melakukan berbagai aktivitas yang menarik.
5. Jadilah contoh
Anak-anak cenderung mengikuti apa yang orangtua mereka lakukan dibanding apa yang orang tua mereka katakan. Jadi, bila anda ingin mengatasi anak kecanduan gadget, anda perlu menjadi contoh yang baik dengan tidak terus menerus melihat smartphone.
Paling tidak, cobalah untuk tidak menggunakan barang elektronik tersebut saat berada di dekat anak. Sebaliknya, ibu bisa mengembangkan kebiasaan baik dan sehat, seperti membaca buku, berolahraga, dan lain-lain, agar anak juga bisa mengikuti kebiasaan yang sama.
6. Tetapkan area bebas gadget
Buat peraturan untuk tidak menggunakan gadget di tempat-tempat tertentu. Misalnya, di meja makan, di kamar tidur dan di dalam mobil.Di tempat tersebut, anggota keluarga yang lain juga tidak diperbolehkan menggunakan gadget.
Dengan begitu, anda bisa membatasi penggunaan gadget pada anak sekaligus mengajarkan anak untuk fokus makan ketika berada di meja makan dan tidur dengan jadwal yang teratur ketika sudah masuk kamar tidur.
Itulah beberapa cara mengatasi anak kecanduan gadget yang bisa anda lakukan. Bila cara-cara di atas tidak mampu mengatasi kecanduan anak terhadap barang elektronik tersebut atau anak memiliki masalah perilaku yang mengkhawatirkan, sebaiknya coba bawa anak untuk menemui psikolog anak.
Sumber :halodoc