TERBIT.ID, Sukabumi - Tersasar peta digital untuk hindari macet jalan arteri Bogor-Sukabumi,saat hendak pulang ke Bogor, pasangan suami istri (Pasutri) terjun ke dalam jurang di Kampung Ciganas, Desa Nagrak Utara, Kecamatan Nagrak, Kabupaten Sukabumi pada Minggu (08/06/2025). Sang suami yang merupakan pensiunan TNI tewas di lokasi kejadian.
Data yang diperoleh terbit.id, korban meninggal dunia, Hapid Hartono (70) bersama istrinya Hatini (64) mengendarai motor matic dengan nomor polisi (Nopol) F 4147 NE bersama dengan anak, menantu dan cucunya berencana akan pulang ke Bogor setelah melakukan ziarah kubur Kecamatan Nyalindung, Kabupaten Sukabumi.
Anak korban, Dedi Muhammad Hanafi (47) mengungkapkan bahwa kondisi macet di jalur arteri Sukabumi - Bogor membuat mereka memutuskan untuk melewati jalan alternatif dengan menggunakan aplikasi peta digital.
"Jadi waktu kami kesasar di google maps itu disarankan putar arah, saya balik arah itu di pudunan (turunan) itu saya berhenti di jembatan nungguin bapak (korban) tiba-tiba meluncurkan kenceng dari atas motornya," kata Dedi.
Dedi menceritakan,.mereka dari Sukabumi habis ziarah dari kakeknya, setelah ziarah korban memaksakan diri untuk main ke kebun dulu di daerah Caringin wetan karena sejalan arah pulang.
Saat pulang, ia menggunakan aplikasi google maps agar dapat menghindari macet, dan saat kesasar dirinya bertemu dengan gang buntu. Ia mengaku sempat bertemu dengan pengendara mobil dan menanyakan arah menuju jalan raya dan diarahkan masuk ke gang Ciganas tersebut.
'Pas sebelum kejadian ada mobil ngasih tau, saya nanya kalau buat ke jalan raya kemana, kesini ke bawah, ya udah saya ngikutin (jalan) ke bawah. Kebetulan jalannya memang lagi ada perbaikan terus lumayan curam juga, terus emang lagi ramai banyak, cuman pas saya nunggu di jembatan bawah tiba-tiba nyelonong dari atas motor bapak," jelas Dedi.
Damkar Kesulitan Evakuasi Motor Korban
Tim Pemadam Kebakaran Posko II Cibadak yang terjun ke tempat kejadian mengalami kesulitan mengevakuasi motor korban dari dasar jurang. Motor korban berada di posisi yang kemiringannya cukup curam, banyaknya ranting serta kondisi tanah yang labil menyulitkan proses evakuasi.
"Untuk tingkat kesulitan sendiri, motor berada di bibir jurang yang lumayan dalam dengan tingkat kesulitan adanya ranting-ranting pohon dan tanah yang labil," kata Yogi, Danton Damkar Posko II Cibadak.
Motor terpaksa ditarik dengan menggunakan sling baja dibantu dengan motor penarik dari kendaraan 4x4 untuk menaikan motor dari dasd jurang.
Yogi pun menuturkan, bahwa tim evakuasi gabungan ini baru bisa datang setelah 4 jam menerima informasi. Hal ini terjadi karena minimnya personil dan alat evakuasi yang tak memadai.
"Untuk evakuasi sendiri kita mendapat laporan dari pukul 18.28 WIB cuma terkendala dengan keterbatasan peralatan dan anggota sehingga kita menghimpun dari peralatan dan anggota jam 22.00 WIB kita baru melakukan evakuasi," pungkasnya.(FKR)