Peran IDI Kab Sukabumi Fokus Percepatan Penanganan Kasus Stunting

Redaksi
Selasa, 24 Oktober 2023 | 13:36 WIB Last Updated 2023-10-29T06:39:45Z

TERBIT.ID I Sukabumi - Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Sukabumi berperan sebagai pembina dalam Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) di Kabupaten Sukabumi, hal itu disampaikan oleh dr Bagus Jatiswasara usai mengikuti diseminasi hasil audit kasus stunting semester II, di Aula Kantor Kecamatan Ciambar, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, pada Selasa (24/10/2023). 

Tim Percepatan Penurunan Stunting IDI Kabupaten Sukabumi, dr. Bagus Jatiswasara, melakukan diseminasi hasil audit kasus stunting, semester II. 
Audit ini bertujuan untuk menggali akar masalah yang melatarbelakangi tingginya angka stunting di Kabupaten Sukabumi.

"Audit itu mencari akar penyebab masalah, karena sampai saat ini angkanya masih tinggi, sehingga kita melakukan diseminasi audit stunting, agar bisa menentukan langkah selanjutnya, karena tingkat keberhasilan pasti berbeda, tergantung tingkat kesulitan," Jelas dr Bagus, Selasa (24/10/2023).

Lebih lanjut dr. Bagus, Masalah stunting, yang merujuk pada pertumbuhan fisik anak yang terhambat, masih menjadi perhatian serius. Dr. Bagus menekankan bahwa penyebab stunting dapat berasal dari pola asuh, kondisi sosial ekonomi, atau bahkan penyakit penyerta. 

Dalam upaya penanganan stunting, dr. Bagus menyebut bahwa IDI Kabupaten Sukabumi telah diinstruksikan oleh Bupati untuk fokus pada penanganan kasus stunting. IDI berperan sebagai pembina dalam Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) dengan melakukan koordinasi dengan Puskesmas dan pihak terkait.

"Jadi kami banyak berkoordinasi dengan Puskesmas, selain dengan Kecamatan juga yang punya wilayah, kita melakukan pembinaan berbagai indikator pelayanan di Puskesmas, juga sebagai orang tua asuh," katanya.

Salah satu program yang dijalankan adalah program orang tua asuh atau lelang kebaikan. "Jadi kami berikan susu selama intensif setiap hari, selama kurang lebih 90 hari. Selain pemberian susu, selalu kita monitor melalui WhatApp Group, jadi anak itu kita pantau setiap hari, kalau anak minum susu harus difoto," ungkapnya.

Dalam pemantauan selama 90 hari, hasilnya beragam, dengan beberapa anak mengalami peningkatan berat badan, sementara yang lain tetap stagnan, dan ada pula yang mengalami penurunan berat badan. 

"Biasanya yang turun ini, ada penyakit penyerta sebelumnya, jadi pertumbuhan terganggu. Kemudian kita juga sudah melakukan sreening kesehatan, terhadap anak-anak tersebut, mulai dari pemeriksaan darah," jelasnya.

Lanjutnya, Ia menyatakan dari 23 anak yang ditangani oleh IDI, hanya 7 yang berhasil mengalami perbaikan signifikan, sementara sisanya menghadapi berbagai kendala termasuk penyakit seperti cacingan dan TBC. 

"Itu harus ditangani terus, karena kalau kita hanya memberikan nutrisi, tanpa menangani penyakitnya, tentu permasalahan seperti itu tidak akan selesai," pungkasnya.



Reporter.   : Us. 
Redaktur.   : R.Cking.
Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Peran IDI Kab Sukabumi Fokus Percepatan Penanganan Kasus Stunting

Trending Now

Iklan