TERBIT.ID | SUKABUMI — Pondok Pesantren Riandu Syamsiyah, yang beralamat di Kampung Cimanggu, RT 03/ 01, Desa Titisan, Kecamatan Sukalarang, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, mengalami musibah kebakaran diduga akibat Konsleting listrik, Selasa (03/01/22) malam.
Petugas Penanggulangan Bencana Kecamatan (P2BK) Kecamatan Sukalarang, Dindin mengatakan, peristiwa bencana kebakaran tersebut terjadi sekitar pukul 19.30 WIB, awalnya setelah mendapat telepon dari Kepala Dusun (Kadus) Kampung Cimanggu, bahwa ada kejadian kebakaran di wilayahnya.
"Kami langsung menghubungi damkar dan langsung menuju ke TKP. Ternyata benar api masih menyala dan membakar 2 unit kobong pesan Riadu Syamsiyah"ujarnya kepada Terbit.id.
.
Satu unit gedung Ponpes dua lantai terbakar hingga habis dan satu unit lagi mengalami rusak sedang akibat dilalap dijago merah.
"Dalam kurun waktu kurang lebih 30 menit api berhasil di padamkamkan setelah tim pemadam kebakaran tiba dilokasi kejadian,tidak ada korban jiwa dalam peristiwa kebakaran ini, hanya saja 2 unit kobong terbakar," bebernya.
Menurut hasil olah TKP, salah seorang santri Jalaludin (23) yang merupakan saksi yang saat itu sedang tidak ikut mengaji mengatakan, peristiwa bencana kebakaran tersebut bermula pada saat itu sedang berlangsung pengajian di TKP, tepatnya di majlis yang merupakan tempat pengajian santri.
"Saat itu Jalaludin sedang bertugas menjaga kobong, lalu ia melihat ada percikan api yang berasal dari kobong atau tempat tidur para santri di kamar 1 lantai dua diduga yang berasal dari Konsleting listrik, kemudian saksi berteriak dan memanggil ustadz," bebernya.
Ketika mendengar teriakan Jalaludin, sontak ustadz dan para santri berhamburan keluar dari kobong untuk menyelamatkan diri, lalu para santri laki-laki berusaha untuk memadamkan api dengan peralatan seadanya.
"Setelah itu kemudian warga setempat berusaha menghubungi Mapolsek Sukalarang dan Tim pemadam kebakaran, akibat peristiwa tersebut satu gedung dua lantai atau kobong santri hangus terbakar yang dalamnya berisi Al-Quran, kitab-kitab ngaji, pakaian santri ,sementara jumlah kerugian dipeekirakn kurang lebih mencapai sekitar Rp150 juta,"pungkasnya.
Reporter:Us/Cking.
