terbit.id, Sukabumi - Anggota DPRD Provinsi Jawa Barat dari Fraksi Demokrat, A. Yamin, turut memeriahkan kegiatan Sapa Budaya saat menyambangi Sanggar Pencak Silat Maung Bodas Parakansalak di Resto Parungkuda, Kecamatan Parungkuda, Kabupaten Sukabumi. Dalam kesempatan itu, ia mencoba memainkan bola api bersama para jawara pencak silat, Selasa (9/12/2025).
Kegiatan Sapa Budaya Jawa Barat yang digagas A. Yamin kembali menyita perhatian masyarakat. Saat bertemu dengan Sanggar Pencak Silat Maung Bodas Parakansalak, politisi Demokrat itu menunjukkan keberaniannya dengan memainkan bola api di halaman resto bersama para pendekar.
Pantauan terbit.id, aksi tersebut berlangsung penuh antusiasme dari para pesilat yang hadir. A. Yamin menegaskan bahwa kegiatan Sapa Budaya merupakan bentuk nyata komitmennya dalam mendorong pelestarian budaya Sunda.
“Ini memang kita galakkan Sapa Budaya Jawa Barat, karena melihat posisi hari ini budaya kita ingin semakin ditingkatkan sesuai dengan semangat Gubernur Jawa Barat, KDM,” ujar A. Yamin.
Ia menekankan pentingnya menjadikan budaya Sunda sebagai tuan rumah di tanahnya sendiri. “Kita ingin ada program bagaimana semua kita dorong para tokoh-tokoh untuk budaya Sunda dijadikan tuan rumah di Jawa Barat,” ungkapnya.
Menurutnya, budaya lokal harus terus disosialisasikan dan digelar agar tidak tergerus oleh budaya luar. A. Yamin mengatakan bahwa identitas masyarakat Sunda harus tetap dijaga, terutama di tengah pesatnya perkembangan teknologi dan derasnya arus budaya asing.
“Karena kalau tidak dicintai oleh kita-kita juga, siapa yang mencintai budaya kita? Kita harus ada keseimbangan antara perkembangan teknologi dengan budaya-budaya lain. Tapi budaya asli kita tetap kita pertahankan,” tegasnya.
Dalam kunjungannya kali ini, A. Yamin memberi dukungan kepada para pesilat di Kecamatan Parakansalak. Ia mengungkapkan bahwa salah satu bentuk dukungan konkret adalah program pembinaan rutin.
“Minimal saya ada program tiga bulan satu kali untuk pembinaan. Kita dorong bagaimana anak-anak hari ini yang kita bina bisa menularkan ke teman-teman lainnya sehingga identitas Sunda itu tidak hilang,” ujarnya.
A. Yamin juga menitipkan pesan khusus kepada generasi muda agar tidak kehilangan jati diri sebagai orang Sunda. “Kalau bukan orang Sunda yang mencintai, membina, dan membesarkan budaya Sunda, orang mana lagi? Kita harus tetap tahu identitas kita adalah orang Sunda,” tuturnya.
Sementara terkait pengawasan terhadap kebijakan pemerintahan, ia menjelaskan bahwa hal tersebut berada pada ranah yang berbeda. Dalam konteks kunjungan ini, fokus utamanya adalah pelestarian budaya.
Terkait kondisi seni budaya saat ini, ia mengaku belum dapat menyimpulkan apakah terjadi peningkatan atau penurunan. Namun, menurutnya, yang terpenting adalah tindakan nyata.
“Saya belum bisa menjustifikasi ya naik atau menurun. Tapi kita berbuat. Yang menilai masyarakat. Yang penting kita mencintai budaya kita,” pungkasnya. (R.Cking).

