Perayaan ulang tahun kali ini diawali dengan kegiatan refleksi kinerja di Saung Jalu Selabintana. Momen ini dimanfaatkan Bawaslu Kota Sukabumi untuk mengevaluasi perjalanan mereka selama ini, melihat kembali kontribusi apa saja yang sudah diberikan dalam menjaga integritas pemilu.
Tak berhenti di situ, Bawaslu juga menggelar aksi nyata dengan berkolaborasi bersama PMI Kota Sukabumi mengadakan donor darah, mengingatkan kita bahwa setetes darah bisa menyelamatkan nyawa. Mereka juga mengajak kaum disabilitas dan anggota Saka Adhyasta Pemilu untuk berpartisipasi aktif dalam pengawasan, membuktikan bahwa demokrasi adalah milik semua.
'
Mengusung tema “Bergerak Bersama Mengawasi”, Ketua Bawaslu Kota Sukabumi, Yasti Yustia, menegaskan bahwa menjaga demokrasi adalah sebuah kerja keras yang konsisten, bukan hanya saat tahapan pemilu.
"Demokrasi itu tumbuh dari komitmen jangka panjang. Bahkan saat tidak ada kamera, saat tidak ada tahapan, kami tetap bekerja," ujarnya.
Yasti juga menekankan bahwa pengawasan bukan hanya tugas Bawaslu. "Bergerak bersama mengawasi" memiliki makna yang dalam, yaitu mengajak seluruh masyarakat Kota Sukabumi untuk berpartisipasi.
"Demokrasi yang sehat hanya bisa terwujud jika diawasi dan dijaga bersama-sama," tambahnya.
Dalam pidatonya, Yasti juga mengungkapkan harapan besar agar Kota Sukabumi bisa menjadi pilot proyek Kota Demokrasi. Menurutnya, demokrasi yang kuat tidak lahir dari kemewahan, tetapi dari kerja-kerja yang konsisten, dari jangkauan yang luas hingga ke pelosok, dan dari ruang-ruang kecil yang terbuka untuk publik.
Di usia yang ke-7, Bawaslu Kota Sukabumi berkomitmen untuk terus menjadi lembaga pengawas yang independen, profesional, dan dekat dengan masyarakat. Mereka akan terus berupaya menjaga keadilan pemilu dan memastikan demokrasi di Indonesia terus berkembang.(FKR)