Pimpinan Ponpes Dzikir Al-Fath, KH. M Fajar Laksana menuturkan selain sebagai tradisi dalam rangka Syiar dan Dakwah tentang hari besar Idul Adha, hal ini pun melatih kreatifitas para santri dalam mengeluarkan ide dan gagasan yang dituangkan dalam teaterikal.
"Kira rutinan dalam rangka Syiar dan Dakwah dimana para santri supaya nanti setelah mereka dewasa, setelah mereka bekerja mereka bisa berkurban dan juga membangkitkan kreativitas dan ide mereka sehingga mereka membuat kompetisi yaitu lomba merias domba tiap tahun yang kemudian tadi dibarengi dengan tema-tema tertentu sehingga menjadi drama. Hal ini membantu mereka untuk bisa tampil mau ke depan dan mau berkreativitas dalam membuat ide dan gagasan," kata Fajar.
Teaterikal yang dihadirkan oleh para santri Ponpes Dzikir Al-Fath ini pun bervariatif, mulai dari sejarah penyebaran agama Islam, hingga implementasi terhadap ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari.
Beberapa domba yang telah dirias pun diajak untuk bermain di teaterikal para santri. Mulai dari dihias seperti binatang unta di Arab Saudi dan ada yang dihias mirip seperti anjing khusus kepolisian K9.
"Kita mengajak masyarakat untuk bisa memuliakan Hari Raya Idul Adha dan juga kita memberikan gambaran hewan kurban ini adalah hewan untuk Syariat ajaran Islam yaitu dengan berkurban sehingga kemudian sebelum dikurbankan domba itu kita bersihkan dulu kita rapihkan dulu," tambah Fajar.
Menurutnya, dengan adanya hewan kurban ini, Allah telah menyampaikan dalam ayat sucinya "Inna a'taina kal kauthar" bahwa Allah telah menyiapkan telaga besar di Surga lanjutnya "Fa sali li rabbika wanhar" dengan Salat dan berkurban.
Fajar menambahkan, dengan kurban ini kita bisa diselamatkan dan dosanya oleh Allah SWT dan diberikan kebaikan di setiap tetesan darah hewan kurban mengampuni dosanya.
"Jadi mari kita muliakanlah Hari Raya Idul Adha ini," pungkasnya.(FKR)